Minggu, 30 September 2012

Planet yang Baru Ditemukan

"Mungkin nama yang tepat untuk menyebutnya adalah Erebus, nama dewa kegelapan Yunani Kuno"

planet,tata surya(thinkstockphoto)

Lewat pengamatan dengan teleskop luar angkasa Kepler milik NASA, pakar astronomi menyatakan penemuan planet gelap raksasa yang disebut dengan TrES-2b. Faktor penyebab kegelapan hingga kini belum terungkapkan.
Tingkat kegelapannya lebih pekat ketimbang batu bara. Dari kejauhan TrES-2b terlihat berwarna hitam pekat dengan sedikit pendar cahaya merah.

Astronom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts, David Kipping menyatakan, planet baru itu merupakan planet tergelap. TrES-2b diperhitungkan hanya memantulkan satu persen dari cahaya yang mengenai permukaannya.
"Lebih rendah daya pantul cahayanya daripada batu bara atau bahkan cat akrilik warna paling hitam, jelas membuat planet tersebut--sejauh ini--adalah planet tergelap yang pernah ditemukan," ujar Kipping yang sekaligus menjadi kepala studi.
TrES-2b mengorbit bintang berjarak tiga juta mil dengan suhu berada pada 1.800 derajat Fahrenheit (980 derajat Celcius). Kipping menambahkan, dari beberapa asumsi yang muncul, penyebab planet begitu gelap yaitu karena kelimpahan besar gas natrium dan titanium oksida. Namun ia mengaku, ada sesuatu yang menarik dan eksotik dari planet tergelap.
"Menurut saya, planet ini sungguh eksotik di antara planet luar (eksoplanet) lain. Ini adalah misteri yang menyenangkan. Mungkin nama yang tepat untuk menyebutnya adalah Erebus, nama dewa kegelapan Yunani Kuno," tuturnya lagi.
(Gloria Samantha. National Geographic News)

Planet berikutnya yang ditemukan adalah planet yang mengorbit di Rasi Bintang Scorpio




Sebuah planet yang diberi kode GJ 667Cc ditemukan mengorbit pada sebuah bintang kecil berwarna merah yang berjarak 22 tahun cahaya dari Bumi di rasi bintang Scorpio. Planet yang memiliki permukaan bebatuan tersebut dijuluki Super Earth, dan memiliki kemungkinan untuk dapat dihuni oleh manusia.
GJ 667Cc memiliki massa 4.5 kali lipat dari Bumi, dan telah diamati mengorbit pada bintang tersebut setiap 28 hari. Karena bintang merah itu relatif redup, GJ 667Cc hanya menerima cahaya yang sedikit, karenanya planet tersebut harus mendapatkan sumber cahaya dari bintang lain.
"Jika planet itu memiliki atmosfer, maka siang hari akan seperti malam hari karena bintang tersebut benar-benar memancarkan warna merah," jelas Anglada-Escudé dari Institusi Ilmu Pengetahuan Carnegie di Washington.
Selain itu permukaannya yang berupa bebatuan mendukung tersedianya air dan adanya kehidupan.(MI/Nationalgeographic/DSY)

0 komentar:

Posting Komentar

Design by BlogSpotDesign | Ngetik Dot Com